other poets

cari puisi mu

Google
 

20 Feb 2008

NADIA #II

Nadia, ingin sekali aku terus mengucapkan namamu atau membuatkan sebuah lagu dengannya. Mungkin benar, telah menjelmalah engkau jadi mega – mega, tampak sanggup untuk ku gapai, padahal kau begitu tinggi hingga aku hanya bisa sekedar menatapmu, membayangkan kemana kau akan berarak, mengikuti bisikan angin timur atau tetap diatasku yang lelah mengamati.

Nadia, selama ini aku membayar cinta dengan kebencian yang pasti. karena padaku, cinta telah menggoreskan angkara dan telah banyak aku melihat penghianat yang datang atas nama cinta namun mereka akhirnya mereka pergi, entah ke mana.

Jadi biarkan pertemuan kita akan menjadi kenangan masa indah yang tak akan ku lupakan, biarkan aku mengagumimu hanya dari hatiku, aku akan menjaga dan memuliakanmu hanya dari hatiku hingga aku yakin tidak akan menyakitimu, biarkan aku menunggu, sendiri, karena aku terlalu takut untuk mengakui atau terjebak dalam perasaan cinta itu lagi.

Cinta adalah kesedihan dan kesendirian, Nadia..!

Dan namamu adalah satu – satunya hal yang bisa ku peluk, hingga aku tersenyum, hingga aku bermimpi, hingga aku yakin tidak akan menyakitimu, karena aku terlalu takut untuk mengakui atau terjebak dalam perasaan cinta itu lagi.

Memang menyakitkan memiliki perasaan yang tak berbalas, tetapi apa gunanya kalau yang kau cintai hanya akan merasa terbebani karena kehadiranmu.

Tuhan hanya meminjamkan jasad ini sebentar padaku, menitipkannya dan akan menagih janjiku untuk menjaganya. Tetapi Dia juga menawarkan perasaan cinta kepadamu, tapi aku terlalu takut meraihnya, walaupun mulai saat itu masa kesendirianku telah dimulai, malam – malam gelap dan kelu menjadi milikku. Biarlah aku layu asal tak menyakitimu.

No comments: