Ternyata dirimu beku
Abadi dan tak terjarak waktu
Membuatku jauh dari tapakmu
Menghilangkan segala rasa yang eresap
Ternyata dirimu sembilu
Menyayatku dan aku terluka kini
Tetapi kau hanya menancapkan mata
Pada sudut di ruang bahagia
Tak perlu aku tahu lagi
Apa yang nampak gembira untukmu
Tak perlu aku gelisah
Tentang apa kau berduka
Karena aku tak mungkin perduli atasmu
Dirimu Cuma fatamorgana
Kau selipkan itu hingga aku membayang
Menutupi panas dalam dinginnya dirimu
Kau lupa retorika yang bernyawa
Sampai sat ini aku mengaku,
“ ku cinta kau yang dahulu.”
Memandang malas tetapi tak ragu
Kubenci tapi kuridu
Semuanya tak terbayar lewat masa depan
Yang akan berjalan
Tinggal kenangan hal ini jadinya
Sedikit perjumpaan lebih baik
Daripada cibiran dan selamat tinggal
Cobalah jujur bahwa kau berubah tak ku suka
Kau selalu angkuh dalam langkah
Selalu angkuh ketika kau berdiri
Mencoba meraih gelar yang tak kau perlu
Hanya agar semua memperhatikanmu
Sebagai sosok berkharisma
Dan patut dicintai
Tetapi aku kesal
Aku suka kau pendiam
Agar bisa ku manja
Dengan keterbatasanku
Kau terima
Suatu saat aku akan hadir disebelah tanganmu
Membawamu jauh ke dalam bahagiaku
Dan disana kau bebas tertawa, semaumu, semuanya
Sampai kau mampu berubah
Aku menanti dan mencari dirimu yag dulu.
Untuk selanjutnya
Aku tetap benci kamu.
No comments:
Post a Comment