other poets

cari puisi mu

Google
 

22 Feb 2008

CHAPTER 7

Vii

Semuanya berawal dari sini, aku mencintainya apapun dirinya, tak perduli betapa banyak waktu membentuk gambaran petik raut wajahnya, mengangkat sepi diantara hari, aku bosan, untuk maju aku tak punya harapan.

Aku tidak tahu berap banyak waktu untuk memikirkan dan bertidak melaksanakan segala keinginan, begitu cepat aku terjatuh dalam asmara gelap, sakit sekali jatuh sendiri, tidak ada yang membantu memapahku di bahu kiriku, memelukku dariku sudut igaku.

Aku harus sadar dan bidadari hanya betah bermain di khayangan diantara taman – taman indah dan selalu ceria tak pernah sekali juga merana.

“engkau diri cantik yang tak bisa terputus dari sedikitpun bahagia. Saat langit membiru, kaulah mentari yang menerangi. Aku ingin melihat bintang jatuh, untukku itu penggati dirimu indah dan hanya sementara singgah di pengelihatanku.”

“aku waktu yang menemanimu, aku indah yang bisa menemanimu, kenangan yang menggaris di torehan ingatanmu, aku mimpi yang bisa kau ajak menyatu.”

Tetapi, semuanya puisi, aku hancur dalam diriku, tak bisa kukatakan aku punya hati, bisakah kuminta nafasku yang dulu kepada Sang Pencipta, aku ingin kembali walau untuk mengenalnya, adai aku bisa, akan ku buat Semuanya Berawal Dari Sini.

Adai aku mampu, namun hidup tak selamanya mudah, banyak derita dan cobaan yang akan ku lalui, itu akan membuatku tegar, menjadi kuat berdiri, menopang redup duniaku.

No comments: