Entah, apakah surat ini akan sampai
untuk kau baca
Aku hanya ingat,
betapa rindu memelukku begitu erat
Tak mau begitu saja lepas
Tak mau meninggalkanku sendiri
Ketika ingatanku tertuju padamu,
aku hanya ingin memasrahkan hati
merasakan betapa pedih melekat begitu pekat
Tak hendak begitu saja habis
Tak hendak membiarkanku disini
Apakah hati kita sudah terjalin
Hingga tangisanku adalah sedih hatimu
Dan tangismu adalah gundah jiwaku
Apakah ini rahasia tuhan untuk kita berdua
Sebenarnya,
aku tak pernah bosan berdoa
Berharap suatu saat
kau kembali ada
Seperti dulu,
Masa – masa indah itu
Saat kau benarkan,
berjalan mengiringimu adalah casanova di hatiku
Dan melihatmu, memperhatikanmu,
Memandangmu tersenyum adalah purnama lengkap.
tak bisakah perasaan tulus ini genap,
Bersanding dengan cita – cita kau dan aku
Yang menjadi satu dan melebur menjadi kita.
Bersatu, memeluk hatimu,
merengkuh khasanahmu yang misteri
Memuliakan hari – harimu dengan segenap sikapku.
Akankah semua impianku jadi
Terangkum dalam bait puisi hidupku
Mengantar mataku menuju tidur nyeyak
Yang tak lagi kurasakan selama ini
Mengistirahatkan perasaan
Agar,
tak lagi guncang,
tak lagi menghilang
Merasa tersakiti dan mengasihani diri sendiri
Mungkin aku tak pantas memohon untuk semua ini
Aku hanya ingin kau tahu
Ketika aku kehilangan bintang penunjuk arah
Saat tersesat di atas samudra,
Maka selamanya aku akan terus terombang – ambing dan goyah
Hingga kehausan dan kelaparan memaksaku menyerah.
Tak lama
Akan kubiarkan gelombang lautan menjadi kafanku
Dan samudra luas menjadi taman pekuburanku
Ketika itu hanya kau yang ku ingin
Dan hanya kau yang ku rasa
Mungkin juga hasrat ini menghantarku menjadi gila
Dan dunia adalah pelengkap derita
Semoga engkau peduli
Semoga masih tersisa sedikit ingatanmu tentang mimpi kita
Semoga masih tersisa rasa yang membuatmu selalu ingin didekatku,
merengkuhmu
Walau kesadaranku jauh, teramat jauh
Sekedar mengharapmu kembali
No comments:
Post a Comment